Tuesday, August 6, 2013

Pendaratan Normandia


 
Pendaratan Normandia, nama sandi: Operasi Neptune, adalah operasi pendaratan invasi Sekutu di Normandia, dalam Operasi Overlord, selama Perang Dunia II. Di bawah pimpinan Jenderal Dwight D. Eisenhower dari AS dan Jenderal Bernard L. Montgomery dari Inggris pendaratan dimulai pada Selasa, 6 Juni, 1944 (D-Day), pukul 6:30 pagi waktu setempat (GMT+2). Pendaratan dilakukan dalam dua tahap: Penerjunan pasukan lintas udara yang melibatkan 24000 pasukan airborne Amerika, Inggris, dan kanada lewat tengah malam dan pendaratan pasukan sekutu di pesisir Perancis. Hingga kini Invasi Normandia merupakan invasi laut terbesar dalam sejarah, dengan hampir tiga juta tentara menyeberangi Selat Inggris dari Inggris ke Perancis yang diduduki oleh tentara Nazi Jerman. Pertempuran untuk menguasai Normandia berlanjut selama lebih dari dua bulan, dengan kampanye untuk menembus garis pertahanan Jerman dan menyebar dari pantai yang sudah dikuasai Sekutu. 



Invasi ini berakhir dengan dibebaskannya Paris, dan jatuhnya kantong Falaise pada akhir Agustus 1944. Pasukan Sekutu melatih peranan mereka untuk D-Day beberapa bulan sebelum invasi. Pada tanggal 28 April 1944, di selatan Devon di pantai Inggris, 638 tentara AS dan pelaut tewas ketika Kapal Torpedo Jerman secara tiba-tiba menyerang mereka saat mereka sedang menjalankan salah satu dari arahan latihan. Dalam bulan-bulan menjelang invasi, pasukan sekutu melakukan operasi penipuan, Operasi Fortitude, yang bertujuan menyesatkan Jerman sehubungan dengan tanggal dan tempat invasi.

Untuk melancarkan jalannya invasi ini, Sekutu mengembangkan banyak peralatan khusus. Mayor-Jenderal Percy Hobart ditugaskan untuk mengetuai pengembangan kendaraan lapis baja khusus. Kendaraan-kendaraan ini, yang dijuluki Hobart’s Funnies, antara lain tank yang bisa berenang Sherman Duplex Drive, tank pembersih ranjau, tank pembuat jembatan, tank pembuat jalanan, dan tank khusus untuk menghancurkan gedung beton. Pengetesan kendaraan-kendaraan ini dilakukan di Kirkham Priory di Yorkshire, Inggris.
Sekitar 6.900 kendaraan laut, termasuk 4.100 kendaraan pendarat, digunakan untuk invasi tersebut, dipimpin oleh Admiral Bertram Ramsay. Kemudian 12.000 pesawat terbang, termasuk 1.000 pesawat pembawa penerjun payung, bersiap di bawah Marsekal Udara Trafford Leigh-Mallory. Sebanyak 10.000 ton bom juga telah siap dijatuhkan ke pertahanan Jerman, dan pesawat-pesawat pembawa bom tersebut akan melakukan 14.000 misi serangan. Pada pagi hari itu, pasukan Sekutu menyerang pasukan Jerman, dari darat, laut, dan udara. Penyerbuan besar-besaran ke daratan Eropa itu membuat pertahanan Jerman di sana hancur berantakan, sehingga satu tahun kemudian perang di Eropa pun berakhir. Hari penyerangan itu sekarang dikenang oleh sejarah sebagai “D-Day”.
 


Kunci Kemengan Sekutu
Dalam merancang pertahanan Normandia, Jerman telah membangun sistem pertahanan yang terdiri dari ratusan pilbox dan bunker yang terhubung dengan sistem terowongan bawah tanah. Namun sistem pertahanan yang mahal dan kokoh itu ternyata sia-sia dalam melawan pendaratan sekutu pada Juli 1944. Kuncinya bukan karena kualitas beton yang mereka gunakan untuk bertahan itu buruk, namun lebih karena kakunya sistem pertahanan Jerman. 
Salah Satu Kubu Pertahanan Jerman Di Normandy (Perancis Utara)
Idealnya, sebuah kubu pertahanan yang diserang akan mendapatkan bala bantuan dalam waktu sesingkat-singkatnya, jika tidak, mereka tetap akan runtuh karena kekurangan supply dan logistik. Namun hal tersebut tidak terjadi di Jerman pada waktu itu. Sungguh mengherankan mengingat kemenangan Jerman sejauh itu berasal dari mobilitas pasukan mereka yang tinggi. Hitler setelah pembelotan oleh beberapa petinggi militernya menjadi manusia yang paranoid. Ia mengontrol seluruh pergerakan jendral-jendralnya tanpa terkecuali, membuat mereka tidak bisa bermanuver, bahkan di medan perang sekalipun. 



sumber:
wikipedia
Nazi Jerman
belajar sampai mati
 http://aninditasaktiaji.blogspot.com/2012/01/kesalahan-strategi-hitler-dalam-perang.html

No comments:

Post a Comment