Invasi ini berakhir dengan dibebaskannya Paris, dan jatuhnya kantong Falaise pada akhir Agustus 1944. Pasukan Sekutu melatih peranan mereka untuk D-Day beberapa bulan sebelum invasi. Pada tanggal 28 April 1944, di selatan Devon di pantai Inggris, 638 tentara AS dan pelaut tewas ketika Kapal Torpedo Jerman secara tiba-tiba menyerang mereka saat mereka sedang menjalankan salah satu dari arahan latihan. Dalam bulan-bulan menjelang invasi, pasukan sekutu melakukan operasi penipuan, Operasi Fortitude, yang bertujuan menyesatkan Jerman sehubungan dengan tanggal dan tempat invasi.
Untuk melancarkan jalannya invasi ini, Sekutu mengembangkan banyak peralatan khusus. Mayor-Jenderal Percy Hobart ditugaskan untuk mengetuai pengembangan kendaraan lapis baja khusus. Kendaraan-kendaraan ini, yang dijuluki Hobart’s Funnies, antara lain tank yang bisa berenang Sherman Duplex Drive, tank pembersih ranjau, tank pembuat jembatan, tank pembuat jalanan, dan tank khusus untuk menghancurkan gedung beton. Pengetesan kendaraan-kendaraan ini dilakukan di Kirkham Priory di Yorkshire, Inggris.
Kunci Kemengan Sekutu
Dalam merancang pertahanan Normandia, Jerman telah membangun sistem
pertahanan yang terdiri dari ratusan pilbox dan bunker yang terhubung
dengan sistem terowongan bawah tanah. Namun sistem pertahanan yang mahal
dan kokoh itu ternyata sia-sia dalam melawan pendaratan sekutu pada
Juli 1944. Kuncinya bukan karena kualitas beton yang mereka gunakan
untuk bertahan itu buruk, namun lebih karena kakunya sistem pertahanan
Jerman.
Salah Satu Kubu Pertahanan Jerman Di Normandy (Perancis Utara) |
Idealnya, sebuah kubu pertahanan yang diserang akan mendapatkan bala
bantuan dalam waktu sesingkat-singkatnya, jika tidak, mereka tetap akan
runtuh karena kekurangan supply dan logistik. Namun hal tersebut tidak
terjadi di Jerman pada waktu itu. Sungguh mengherankan mengingat
kemenangan Jerman sejauh itu berasal dari mobilitas pasukan mereka yang
tinggi. Hitler setelah pembelotan oleh beberapa petinggi militernya
menjadi manusia yang paranoid. Ia mengontrol seluruh pergerakan
jendral-jendralnya tanpa terkecuali, membuat mereka tidak bisa
bermanuver, bahkan di medan perang sekalipun.
sumber:
wikipedia
Nazi Jerman
belajar sampai mati
http://aninditasaktiaji.blogspot.com/2012/01/kesalahan-strategi-hitler-dalam-perang.html
No comments:
Post a Comment