Perang Kepulauan Falkland atau
Malvinas adalah perang yang berlangsung selama kira-kira 2 bulan antara Argentina dan Britania Raya karena memperebutkan Kepulauan Falkland, Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan. Kepulauan Falkland terdiri dari 2 pulau besar dan beberapa pulau kecil lainnya di bagian selatan Samudra Atlantik, bagian timur wilayah Argentina.
Klaim Argentina
atas Kep. Falkland (yang disebutnya Malvinas), didasarkan semata-mata
pada kedekatan ke daratan Argentina dan apa yang disebutnya sebagai
"warisan" kedaulatan dari pemerintahan Spanyol
yang gagal pada 1810. Klaim ini mempunyai makna emosional penting bagi
rakyat Argentina, dan telah selama beberapa generasi menjadi bagian
kurikulum sejarah di sekolah negeri. Motivasi sesungguhnya bagi invasi
Argentina pada April 1982 itu lebih disebabkan oleh ancaman yang
dirasakan oleh junta militer Jenderal Leopoldo Galtieri
yang berkuasa: ketidakstabilan internal di Argentina yang mengancam
pemerintahan diktaturnya. Galtieri membutuhkan pengalihan perhatian yang
mempersatukan, konflik luar untuk mengalihkan publik dan mempertahankan
kontrol di dalam negeri.
Awal peperangan
|
Royal Navy ice breaker HMS Endurance |
Pada 19 Maret 1982, Argentina membuka konflik dengan mendaratkan 30 kapal rongsokan di Pulau Georgia Selatan dan mengibarkan bendera Argentina. Esok harinya, kapal HMS Endurance dikirim dari Stanley
dengan setengah dari pengawal Falklands di dalamnya - 22 Marinir
Kerajaan dan seorang letnan. Mereka diperintahkan untuk mengusir
kapal-kapal rongsokan itu kembali ke Argentina. Endurance tiba pada 23
Maret dan para marinir itu mendarat. Pada 26 Maret,
100 pasukan Argentina tiba lewat laut, konon untuk menyelamatkan
kapal-kapal mereka. Pasukan Inggris yang kalah besar jumlahnya mengamati
pasukan Argentina hingga 3 April, ketika Marinir Kerajaan di Georgia Selatan menyerah setelah jatuhnya Stanley.
Pengalihan serangan ke Georgia Selatan oleh Argentina merupakan kejutan, dan memberikan alasan bagi invasi 2 April
di Pulau Falkland Timur dan direbutnya Stanley. Pasukan-pasukan
tambahan Argentina tiba secara teratur dan dalam tempo 24 jam lebih dari
4000 pasukan Argentina mendarat di pulau-pulau itu.
Jawaban Inggris
|
Sea Harrier |
Pada 12 April,
Inggris mengumumkan Zona Eksklusif Maritim 200 mil di sekitar
pulau-pulau itu, dengan maksud memperlemah pasokan Argentina dan
upaya-upaya memperkuat pasukannya. Tiga kapal selam
penyerang nuklir Inggris memperkuatnya sampai tibanya gugus tugas atas
air tiga minggu berikutnya. Sementara kapal-kapal selam itu terus
melakukan operasi-operasi blokade sementara, 65 kapal Inggris dikirim ke
Falklands pada akhir April: 20 kapal perang,
8 kapal amfibi, dan 40 kapal logistik dari Pasukan Tambahan Angkatan
Laut Kerajaan dan Angkatan Laut Perdagangan. Gugus tugas Inggris membawa
15.000 orang, termasuk kekuatan pendaratan yang terdiri atas 7000
Marinir Kerajaan dan tentara. Kapal-kapal logistik membawa bekal untuk
pertempuran selama sekitar tiga bulan. Akhirnya, pada 25 April, sebuah kelompok aksi atas air Inggris yang terdiri atas dua kapal perusak, enam helikopter dan 230 pasukan menaklukkan pasukan pengawal Argentina yang jumlahnya 156 orang di Georgia Selatan. Gugus tugas AL Kerajaan tiba di timur Falkland pada 1 Mei.
Rencananya adalah membangun keunggulan laut dan udara dengan memikat
kapal-kapal perang dan pesawat-pesawat Argentina keluar dari daratan dan
menghancurkan mereka, diikuti dengan pendaratan amfibi di Stanley. Dua
kapal selam penyerang Inggris ditempatkan di utara Falklands untuk
mengamati kapal-kapal Inggris dalam menghadapi gugus tugas AL Argentina
yang utama dan kapal induk Veinticinco de Mayo, yang telah beroperasi di wilayah itu sejak 20 April. Kapal selam ketiga ditempatkan di selatan Falkland untuk memantau Exocet yang dipasang di kapal penjelajah Argentina General Belgrano dan dua kapal perusak yang mendampinginya. Kapal selam Inggris HMS Conqueror
mentorpedo dan menenggelamkan General Belgrano, yang kehilangan 368
dari 1042 awaknya. Gugus tugas Argentina di utara kembali ke pangkalan
dan tetap tinggal di sana hingga perang berakhir. De Mayo menurunkan
pesawat-pesawat A-4nya yang beroperasi dari pangkalan-pangkalan lepas
pantai hingga perang usai.
|
HMS conqueror |
Serangan udara dari pangkalan-pangkalan di Argentina terhadap
kapal-kapal Inggris sering terjadi selama perang. Meskipun memiliki
pertahanan AAW ("anti-air warfare" - peperangan anti serangan udara)
yang canggih serta menggunakan Sea Harriers
yang cukup sukses dalam pertahanan udara ke udara, AL Inggris hanya
bertahan dalam menghadapi kekuatan udara Argentina. Serangan pesawat
Argentina menghantam sekitar 75 persen dari kapal-kapal Inggris dengan
bom. Namun hanya tiga kapal perang Inggris (satu perusak dan dua fregat)
serta dua kapal pendarat yang tenggelam atau rusak berat oleh bom.
Kapal-kapal Inggris lainnya yang tenggelam, satu kapal perusak (HMS Sheffield) dan satu kapal pemasok, dihantam oleh misil Exocet.
AL Inggris berhasil menghancurkan lebih dari setengah dari 134 pesawat
tempur Argentina selama perang dengan menggunakan kombinasi perang
listrik, Harriers, misil darat ke udara, dan artileri anti pesawat
udara.
Perang diakhiri dengan menyerahnya Argentina pada 14 Juni 1982,
setelah tiga minggu operasi amfibi Inggris dan operasi darat mereka di
Pulau Falkland Timur.
|
A-4 Skyhawk Argentina |
|
|
|
Sebab-sebab kekalahan Argentina
Selain kurangnya kesatuan di antara bangsa Argentina, juga terdapat
jarak sosial yang lebar antara perwira, perwira administratif dan para
wajib militer (wamil). Para wamil berdinas satu tahun atau kurang di
ketentaraan. Ketika perang meletus, “sebagian besar angkatan 1962 (tahun
lahir mereka) sudah dikirim pulang, sementara angkatan 1963 belum …
mendapatkan pendidikan dasar sekalipun.” Lebih jauh, kebanyakan dari
wamil yang tidak terlatih berasal dari provinsi-provinsi utara yang
beriklim tropis dan sama sekali tidak siap untuk menghadapi
“kondisi-kondisi mengerikan dan musuh yang terlatih baik serta lengkap
persenjataannya.”
Marinir Kerajaan secara rutin berlatih di rawa-rawa Dartmouth Moors dan telah menyelesaikan manuver-manuver tahunan di lingkungan kutub di Norwegia pada April 1982. Pasukan komandonya berlatih di dataran-dataran dingin di Salisbury dan baru saja kembali bertugas di Irlandia Utara.
Salah seorang pasukan komando berkata, “Saya mulai dengan kelas yang
terdiri dari 83 orang dan hanya 11 dari kami yang selesai. Kami tahu
bahwa kami adalah pasukan terbaik di dunia ketika selesai dengan latihan
itu.” Yang lainnya mengatakan, “Saya tidak pernah dapat mengerti
mengapa kami berlatih selokan dan lumpur di Salisbury sementara kami
sebetulnya akan berperang di Eropa Utara. Kemudian kami dikirim ke
Falkland, dan saya berkata kepada teman saya, ‘Setan! Tempat ini sungguh
seperti rumah sendiri.’” Tradisi adalah tali pengikat yang kuat.
Seorang komando Marinir Kerajaan mengatakan kepada 45 pasukan
komandonya, “Kita berbaris dari Normandia ke Berlin.
Sudah pasti kita sanggup berbaris 120 km. ke Stanley.” Seorang tentara
berkata: “Saya pasti akan dikutuki bila saya mengecewakan teman-teman
yang bertempur di Arnhem.” Ini adalah kata-kata dari pasukan professional yang bangga, terlatih keras dan penuh percaya diri.
Kontrasnya sangat jelas, dan kedua belah pihak paham benar. Seorang
tentara Argentina berkata: “Bila saya memiliki perwira- perwira
sungguhan, yang laki-laki sungguhan, mungkin saya akan tetap bertahan.
Tak mungkin! Saya orang Argentina, dan kami diciptakan bukan untuk
membunuh orang lain. Kami suka makan, nonton film, minum-minum, dansa.
Kami tidak seperti orang-orang Inggris. Mereka tentara-tentara
professional – perang adalah bisnis mereka.”
Pemulihan hubungan diplomatik
Argentina memulihkan hubungan diplomatiknya dengan Inggris. Pada September 1995,
Argentina dan Inggris menandatangani suatu perjanjian untuk
meningkatkan eksplorasi minyak dan gas di Atlantik Barat Daya, dan
menghapuskan masalah yang potensial sulit serta membuka jalan untuk
kerja sama lebih jauh antara kedua negara. Pada tahun 1998, Presiden Menem mengunjungi Inggris dalam kunjungan resmi pertama oleh seorang presiden Argentina sejak tahun 1960-an.
No comments:
Post a Comment